Jumat, 29 Oktober 2010

Aku bukanlah munafik untuk mengakui bahwa aku melankolis..
pikiranku tak malu saat dicap mendayu
Hatiku tak pernah segan untuk berkeluhkesah, karena dia sangat sensitif..
Dan aku tidak sombong mengatakan bahwa aku seorang pengkhayal yang jenius..
....................................................................................................................................................................
Suatu saat dan sebuah rutinitas sepertinya. Tubuhku berontak untuk segera beraktifitas, tapi apa daya, pikiranku belum mengamini. Akhirnya tubuh ini hanya bisa mengeluh, duduk bungkuk, paha menekuk, dan tanganku menopang berat kepalaku. Sekejap mataku nanar memandang, hidungku tak kuasa untuk menghela.

Dan akhirnya aku lunglai pada pikiranku, lamunanku, imajinasiku, kekuatanku !

Aku kembali terperosok pada kekuatan yang terkadang membuatku menjadi seorang pecundng yang tentatif..

Aku tak protes, karena aku sangat menikmatinya. Dan sekelebat siluet menyeruak masuk ke dalam mataku. Aku tidak menolak karena aku penasaran.

Karena di dunia khayalanku, aku si maha sempurna. Bagaikan film action hollywood, aku tidak takut siapapun, dan pada akhirnya aku selalu menang. Tapi aku tidak senang dengan kemenangan mudah, aku butuh banyak tangisan dan darah untuk menyempurnakan naskah yang kubuat sendiri. Demi memuaskan hatiku yang selalu memperbudak pikiranku saat aku menjadi makhluk individu, bukan makhluk sosial.

Siluet itu membelakangiku, tak ingin menyapaku sedikitpun. Ow fuck, tapi aku telah tergila-gila padanya meski dia tak memandangku. Saat sinar yang tiba-tiba meredup, merubah siluet itu menjadi sebuuah sosok yang masih samar !

Seorang perempuan, aku yakin betul dari setiap jengkal lekukan tubuhnya.Ternyata hanya Perempuan standar yang pada dunia nyata hanya aku beri nilai 6, paling tidak belum terdegrdasi. Namun aku seorang pengkhayal yang jenius. Kupejamkan matku, dan saat aku melek kembali, aku bahagia melihat rambut panjang sepunggungnya dipermainkan angin, sampai terkadang tengkuknya tersenyum kepadaku..

Ow Tuhan ! Kau mempermankan pikiranku !

Untuk beberap saat, dia bagaikan detak jantungku. Terus berjalan-jalan dipikiranku. kadang pelan-kadang cepat. Dinamis sekali. Dan aku percaya, saat sosok itu menghilang, khayalanku tidak bernafas, dan aku harus kembali menjadi makhluk sosial.

Sebuah surga yang menakutkan, surga dengan iblisnya yang menawan! Tapi aku sangat menikmatinya

Ow.
Deguppan jantungku melemah, aku sadar, sebentar lagi sosok itu akan menghilang. Aku gelisah.
Sangat..!

Dan....
Pikiranku menyiksa jiwaragaku. Aku kehilangan lamunanku. Entah kenapa !

Hatiku ngambek parah, dan memaksa pikiranku untuk kembali pada khayalan yang tadi. What a looser man is it..?! i don't know, but i really know, it's me. A missing part of me.

Dan pikiranku mencoba untuk kembali ke alamnya yang tadi. Keras sekali dia mencoba, hingga akhirnya bisa.

Dan aku takjub, karena pikiranku memposisikan dirinya berhadapan dengan perempuan tadi. Layaknya balita, aku salah tingkah, (ow, bayangkan seberapa jeniusnya pikiranku, hingga aku terpaksa untuk mengalah akan khayalan yang diciptakan oleh pikiranku sendiri)

Ternyata dia seorang wanita, ah bukan, seorang gadis. Bukan, aku yakin wanita..

Perawakannya mencerminkan seorang wanita yang masih belum utuh. Tapi raut wajahnya berbicara bahwa dia seorang gadis kecil yang riang..aku bingung bagaimana harus menyapanya..

Manis....

Aku tersenyum, dia bilang lucu
Aku menyapanya, dia terenyum
Aku bertanya darimana asalmu, dia bilang hatimu
Aku tanya kenapa kau datang, dia bilang cinta
Aku tersenyum bahagia, dia bilang fatamorgana.

Dia maju selangkah mendekatiku, aku diam. Berdoa agar pikiranku masih memiliki cukup waktu untuk berkencan di dunia maya dengannya.

Aku bilang cantik, kau menyahut palsu
aku bilang manis, kau tersenyum."malu".

Ow Tuhan, biarkan pikiranku menyapa hatinya beberapa saat lagi ! Aku telah tergila-gila atas ciptaanku ini..

Aku terus memandanginya, dia bilang jangan
Aku mendekat, kau bilang gairah
Aku menghentikan langkahku, kau bilang pencundang !

Setan, aku dibodohi pikiranku.

Dia bicara. Aku udara. Kau hanya bisa merasakanku. Aku semu dalam wujud asliku. Aku ada di sekitarmu, tapi kau manusia sosial yang tidak peka, kau telah mengacuhkanku.. Kau mempermainkanku di alam nyatamu, tapi hatiku membalsmu lewat pikiranmu yang terlalu jnius..

Senyumnya memiris...

Aku telah mengikatmu, tidak dengan tali, tapi hati..

Aku terpaksa bertekuk lutut dihadapannya..
Aku minta maaf, kau bilang terlambat.

Aku bilang ingin, dia bilang nafsu
Aku berusaha mendekatinya, dia bilang selamat tinggal..

"Jiwaku telah meninggalkan dirimu, namun hatiku masih mencintai pikiranmu"..

Aku tersadar. Aku terkulai lemas. Benar-benar tidak berdaya. Aku tidak menyesal telah kehilangan khayalanku. Tapi aku tertegun karena kebodohanku.

Bahwa aku terlalu sombong sebagai makhluk sosial. Aku kurang mensyukuri apa yang aku dapatkan. Apa yang aku butuhkan ada semuanya di dunia ini, hanya aku diperbudak oleh waktu. Waktu itu adalah nafsuku. Aku terus menolak pensil saat aku butuh pulpen.

Tapi,, ya,,namanya manusia harus ada jeleknya emang.. Kalau bagus mulu. Tuhan atuh namanya..

Aku tidak menyesal karena terlanjur jenius dalam hal mengkhayal. Dan aku berbahagia, pikiranku menyadarkan duniaku.
..........................................................................................................

1 komentar: